Coba perhatikan gambar berikut ini:
Apa yang ada dalam pikiran Anda?
Entah kapan sebenarnya semua ini dimulai. Yang jelas, secara subjektif saya amati, pertunjukan sexy dancer kok belakangan semakin marak saja ya. Bagi mereka kaum kelayapan, tentu sering menemui pertunjukan seperti ini pada acara-acara pesta berkenaan dengan produk seperti otomotif, rokok, majalah pria, handphone, jamu, kondom, sampai buku (ingat kasus peluncuran Jakarta Undercover 2?).
Tarian seksi ini juga menjadi menu penghangat acara-acara pribadi lain seperti pesta ulangtahun, perpisahan sekolah (ee... belum dengar ya?), acara kantor, dst. Pembukaan turnamen futsal dalam rangka tujuhbelasan di kantor saya dua tahun lalu, diselipkan juga acara sejenis ini. Mungkin benang merah dari semua itu adalah keriaan-keriaan di mana di sana akan ada banyak mata lelaki.
Apa ini tanda standar moral kita sudah bergeser? (Halah, tahu apa kamu tentang moral nak!)
Beberapa kali menyaksikan pertunjukan tarian pembangkit hasrat ini, sengaja saya tidak memperhatikan tariannya (sebenarnya sih, cuma karena enggak kebagian tempat saja, karena para pertunjukan semacam ini biasanya semua orang berebut mendekat, hehehe...). Tapi saya mencoba mengamati tingkah polah kerumunan massa penonton. Penilaian saya, banyak di antara mereka yang sepertinya cuma kepingin heboh-hebohan saja. Mereka mungkin cuma ingin menikmati atmosfir erotis yang ingin dibangun para penari. Malah tingkah laku beberapa penonton terlihat over, untuk sebuah tontonan yang sering saya nilai "biasa-biasa" saja.
Yang agak memprihatinkan (bagi saya loh!) sebenarnya penampilan para penari itu juga tidak wah betul. Wajah mereka standar saja tapi dengan make-up yang ampun deh tebalnya, tarian nya tidak terlalu menakjubkan, pakaian juga tidak terbuka-buka amat. Cuma karena sudah kadung diberi judul sexy dancer, fantasi liar penonton akan tersulut.
Dalam sebuah acara syukuran gedung baru di kantor saya (wah, sebenarnya malu nih, kesannya kantor saya cuma mengundang yang beginian melulu) rombongan sexy dancer ditanggap. Wajah, ya seperti kata saya: standar. Cuma pakaiannya memang diusahakan setengah mati hot dan dandanan menor. Sepuluh menit mereka bergoyang-goyang, penonton cukup dibuat heboh dan terhibur. Flash dari kamera-kamera digital berkilatan.
Kehebohan jilid kedua baru berlangsung besoknya. Ketika foto-foto para penari itu diamati betul, beberapa di antara mereka tertangkap menyimpang pisang beberapa senti di bawah pusarnya. Astaga, mereka ternyata bencong waria!
22 November, 2007
Seksi Penari, Tak Seksi-Seksi Amat
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar