02 September, 2009

Lebih Baik Ya Daripada Tidak

Agak kaget saya, ketika membaca tagline sebuah perusahaan taksi, yang terpasang di konter perusahaan itu, di area kedatangan Bandara Achmad Yani, Semarang.


"Lebih praktis naik taksi".

Tiba-tiba saya ingat, pernah akrab dengan tagline serupa dimasa lalu: "Lebih Baik Naik Vespa".

Entah kenapa kata2 yang sering saya lihat di iklan2 display skuter asal Italia itu begitu tertancap di otak saya. Bisa jadi karena memang ia lain dari yang lain (pada masanya), memunculkan rasa penasaran, atau mungkin juga mampu menampilkan keunggulan tanpa harus merendahkan yang lain. (ah, sejak kapan saya berteori di blog?).

Atau bisa jadi karena bapak saya dulu punya(nya) vespa, jadi merasa ada semacam kedekatan emosi.

"Lebih baik … ", menurut saya adalah sebuah kalimat nggantung. Karena ia menuntut suatu perbandingan. Lebih baik dari apa?

Tapi anehnya, khusus Vespa, tagline hasil kerja biro iklan InterVista ini, kok ya terasa pas. Indonesia banget gitu. Memang lebih baik naik Vespa, dibanding misalnya naik taksi (karena mesti bayar mahal), naik bus (karena harus desak-desakan – dan bau ketek), naik bajaj (karena rasanya kayak menderita alzheimer), atau jalan kaki (capek lah ya). Minus malum.

Balik lagi ke perusahaan taksi tadi, cuma beberapa menit saja, akhirnya saya menemukan jawaban keterkejutan saya di sisi konter yang lain.


"Tak perlu dijemput"

Yak, betool. Memang lebih baik naik taksi, daripada harus repot2 telepon famili untuk njemput. Sudah merepotkan, keluar ongkos bensin, dan bayar parkir pula.

Tidak ada komentar: