03 September, 2009

Menangkap Tukang Sulap

Anda boleh percaya, kepala saya langsung pening sehabis membaca berita ini:

Polri: Deddy Corbuzier Bohong

Ada semacam perasaan bingung, lucu, kesal, tidak habis mengerti, yang semua menumpuk jadi satu.

Baik saya copas saja berita itu:

JAKARTA, KOMPAS.com - Kredibilitas mentalis Deddy Corbuzier dipertanyakan. Ia dianggap telah melakukan pembohongan kepada publik dalam aksinya dalam acara HUT ke-20 RCTI, Senin lalu (24/8), yang menampilkan ia ditembak dan kemudian menangkap peluru dengan mulut.

Kepala Bidang Intelejen dan Keamanan Polri, Irjen Saleh Saaf, mengungkapkan, sulap yang dilakukan Deddy penuh kebohongan. "Deddy itu ngarang-ngarang," katanya.

STOP! Kutipan selesai. Soalnya alinea2 berikutnya akan terasa lebih konyol lagi.

Saya tidak tahu di mana letak rasionalitas polisi. Di mana-mana – sampai ke ujung planet mana pun – yang namanya sulap memang tipuan, ilusi, bohong-bohongan. Titik. Kebetulan saya pernah menulis soal itu dan di-copas di sini. Jadi rasanya tidak perlu dibahas panjang lebar lagi.

Tapi sebenernya ada juga kesalahan si wartawan. Ini sebagai bukti bentuk "jurnalisme katanya", di mana setiap ada pejabat yang ngomong, wartawan bakal secara robotik mengutip mentah2 - tanpa merasa perlu dikritisi - lalu dijadikan berita. Ternyata terjadi kesalahan berikutnya, redaktur tidak jeli untuk menelaah. Jadilah kecelakaan kesalahan beruntun.

Saya tidak tahu, apa komentar Deddy soal pemanggilannya kemarin. Yang saya tahu dia orangnya rada jahil. Hihihi…

Tidak ada komentar: